Segala sesuatu yang berpasang-pasangan adalah fenomena alamiah yang merupakan sunnatullah (“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah,” QS. Adz-Dzariyat:49). Bidang Biologi berpasang-pasangan. Bidang Fisika berpasang-pasangan. Makhluk yang
bernama manusia pun jelas berpasang-pasangan. Pasangan selalu mengandung perbedaan esensial, namun saling membutuhkan dan menunjang. Perbedaan tersebut secara esensial juga membawa kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri.
Berbicara mengenai gender tidak bisa lepas dari identitas seksual, dan pengembangan peran gender juga bertolak dari perbedaan seksual. Laki-laki dan perempuan memang sudah beda dan dibedakan sejak awal kehidupannya. Sejak sang bayi lahir ke bumi, hampir semua pertanyaan yang diajukan oleh ayah-ibu dan sanak keluarga, pertama-tama adalah,”laki-laki atau perempuan?” Bahkan sebelum lahir pun orang tua ingin memastikan jenis kelamin anaknya lewat pesawat ultrasonography.
Sesungguhnya perbedaan jenis seks yang menjadi titik tolak pengembangan gender itu sudah terjadi sejak masa konsepsi. Ketika ovum seorang perempuan (yang sifatnya pasif menunggu) dibuahi oleh sperma laki-laki (yang sifatnya aktif bergerak dalam kompetisi merebut kesempatan membuahi ovum), ketika itulah secara genitik, embrio calon manusia itu sudah ditentukan kelaki-lakian dan keperempuanannya. Jika sperma yang membuahi berchromosom seksual x, maka embrio tersebut akan berjenis kelamin permpuandengan chromosom xx. Jika sperma yang membuahi berchromosom y, maka embrio terebut akan berjenis kelamin laki-laki dengan chromosom xy.
Pada pertumbuhan dan perkembangan embriologis selanjutnya, embrio xx akan memastikan identitas keperempuanannya dengan melengkapi diri dengan pembentukan ovarium (indung telur), tuba falopi, uterus (rahim), vagina, clitoris dan perangkat hormonal keperempuanan. Setlah sampai umur 6 minggu, secara macroscopis embrio manusia belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Jika tidak mendapat nilai tambah tertentu, pada dasarnya embrio akan berkembang kea rah perempuan. Baru setelah ada tambahan sesuatu, perkembangan embrio akan berbelok ke arah laki-laki. Kemudian setelah berusia 12 minggu, perebedaan antara jenis laki-laki dan perempuan pada embrio sudah sempurna. Tambahan sesuatu itu adalah hormone testosterone dan mullerian inhibiting substance.
Perbedaan lain antara laki-laki dan perempuan pada pertumbuhan jaringan otak. Salah satu pusat komando di dalam jaringan otak disebut dengan hypothalamus. Hypothalamus laki-laki merangsang kelenjar hypophysa (pusat kelenjar yang memproduksi berbagai macam hormone vital yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan dan keseimbangan biologis manusia. Dinamika dan pengendaliannya super canggih, terletak di dasar otak) untuk mengeluarkan hormone seks laki-laki secara konstan sehingga kesuburan laki-laki bersifat konstan. Sebaliknya hypophysa perempuan memerintahkan kelenjar hypophysa untuk mengeluarkan hortmon seks perempuan secara periodic
sehingga terjadi siklus menstruasi dan kesuburan perempuan yang bersifat periodik.
Dalam perkembangan embriologis berikutnya, hormon seks laki-laki testosterone dari embrio laki-laki mempengaruhi perkembangan hemisphere (belahan otak), sehingga kapasitas perekmabangan hemisphere kiri relatif lebih kurang dibanding hemisphere kanan, sebaliknya pada embrio perempuan yang kekurangan testosterone, kapasitas perekmbangan hemisphere kiri relatif besar daripada hemisphere kanan. Hemisphere kiri berperan menonjol dalam fungsi verbal atau bahasa dan keterampilan motorik. Sedangkan hemisphere kanan lebih menonjol dalam bbidang spatial, matematika, identifikasi obyek, hubungan asosiasi dan interaksi antarobyek. Setelah janin dilahirkan, perbedaan biologis anatara laki-laki dan perempuan akan terus dikembangkandalam pengaruh sosiokultural yang berlaku di lingkungannya.
Selanjutnya secara bilogis bayi laki-laki dan permpuan akan berkembang menjadi orang dewasa laki-laki kyang dilengkapi dengan tanda-tanda seksual sekunder, misalnya tulang jakun di leher, kumis, jambang, warna suara laki-laki, dan rambut yang lebih lebat di dada dan betis. Sedangkan bayi perempuan akan
berkembang menjadi orang dewasa perempuan yang ditandai dengan tanda seksual sekunder, seperti buah dada dan warna suara perempuan. Orang laki-laki pun ditandai dengan tulang pinggul yang lebih kecil, dada lebih lebar, tangan lebih besar, otot lebih kekar. Sedangkan orang perempuan ditandai dengan tulang pinggul yang lebih besar, dada lebih kecil, tangan dan kaki lebih kecil dan kekuatan otot relatif lebih kecil.
ADS HERE !!!